Bismillah was shalatu was
salamu ‘alaa rasulillah
Berikut beberapa hadis dhaif
seputar bulan Rajab, yang disarikan dari karya para ulama ahli hadis. Jika Anda
menjumpai satu amal tertentu di bulan Rajab, barangkali pangkal masalahnya
adalah karena hadis dhaif berikut:
1. Hadis: “Sesungguhnya di
surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada
susu, lebih manis dari pada madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab maka
Allah akan memberi minum orang ini dengan air sungai tersebut.”
(Riwayat Abul Qosim At Taimi
dalam At Targhib wat Tarhib, Al Hafidz Al Ashbahani dalam kitab Fadhlus Shiyam,
dan Al Baihaqi dalam Fadhail Auqat. Ibnul Jauzi mengatakan dalam Al Ilal Al
Mutanahiyah: Dalam sanadnya terdapat banyak perawi yang tidak dikenal, sanadnya
dhaif secara umum, namun tidak sampai untuk dihukumi palsu.)
2. Hadis tentang doa memasuki
rajab: “Allahumma baarik lanaa fii Rajabin wa sya’baana wa ballighnaa
Ramadhaana.”
(Riwayat Ahmad, dan di
sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad, dari Ziyadah An Numairi.
Tentang para perawi ini, Imam Bukhari mengatakan, “Munkarul hadis”. An Nasa’i
mengatakan, “Munkarul hadis”. Sementara Ibn Hibban menyatakan, “Hadisnya tidak
bisa dijadikan dalil”.
3. Hadis: “Sesungguhnya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah puasa setelah Ramadhan, selain di
bulan Rajab dan Sya’ban.”
(Riwayat Al Baihaqi. Ibn
Hajar mengatakan, “Ini adalah hadis munkar, disebabkan adanya perawi yang bernama
Yusuf bin Athiyah, dia orang yang dhaif sekali” Tabyinul Ajbi, Hal. 12)
4. Hadis: “Rajab adalah bulan
Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”
(Riwayat Abu Bakr An Naqasy.
Al Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan, “An Naqasy adalah pemalsu
hadis, pendusta”. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadis ini
dengan hadis maudhu’)
5. Hadis: “Keutamaan Rajab
dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Alquran dibanding dzikir yang
lain.”
(Ibn Hajar mengatakan,
“Perawi hadis ini ada yang bernama As Saqathi, dia adalah penyakit dan orang
yang terkenal sebagai pemalsu hadis”).
6. Hadis: “Rajab adalah bulan
Allah Al Asham. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, atas dasar iman dan
ihtisab (mengharap pahala) maka dia berhak mendapat ridla Allah yang besar.”
(Hadis palsu, sebagaimana
penjelasan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah)
7. Hadis: “Barangsiapa yang
berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginyu puasa sebulan penuh. Siapa
yang puasa tujuh hari, maka Allah menutup tujuh pintu neraka.”
(Hadis maudhu, sebagaimana
keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:206)
8. Hadis: “Siapa yang shalat
maghrib di malam pertama bulan Rajab, setelah itu dia shalat dua puluh rakaat,
setiap rakaat dia membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas sekali, dan dia
melakukan salam sebanyak sepuluh kali. Tahukah kalian apa pahalanya?”
….lanjutan hadis: “Allah akan menjaga dirinnya, keluarganya, hartanya, dan
anaknya. Dia dilindungi dari siksa kubur…”
(Hadis maudhu, sebagaimana
keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu‘at, 2/123)
9. Hadis: “Siapa yang puasa
di bulan Rajab dan shalat empat rakaat…maka dia tidak akan mati sampai dia
melihat tempatnya di surga atau dia diperlihatkan.”
(Hadis maudhu (palsu),
sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:124, Al Fawaid Al
Majmu’ah, Hal. 47)
10. Hadis Shalat Raghaib:
“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadlan bulan umatku… namun janganlah
kalian lupa dengan malam Jumat pertama bulan Rajab, karena malam itu adalah
malam yang disebut oleh para malaikat dengan Ar Raghaib. Dimana apabila telah
berlalu sepertiga malam, tidak ada satupun malaikat yang berada di semua
lapisan langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya.
Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: ‘Wahai malaikat-Ku,
mintalah apa saja yang kalian inginkan’. Maka mereka mengatakan: ‘Wahai Tuhan
kami, keinginan kami adalah agar engkau mengampuni orang yang suka puasa
Rajab’. Allah berfirman: ‘Hal itu sudah Aku lakukan’. Kemudian Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang berpuasa hari kamis pertama di bulan
Rajab, kemudian shalat antara maghrib sampai isya –yaitu pada malam Jumat– dua
belas rakaat…’.”
(Hadis maudhu (palsu),
sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:124 – 126, Ibnu Hajar
dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 22 – 24, dan As Syaukani dalam Al Fawaid Al
Majmu’ah, Hal. 47 – 50)
11. Hadis: “Barangsiapa yang
shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat
membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali…”
(Hadis maudhu, sebagaimana
keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul
‘Ujbi, Hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 50)
12. Hadis: “Sesungguhnya
bulan Rajab adalah bulan yang agung, siapa yang berpuasa sehari, Allah akan
mencatat baginya puasa seribu tahun…”
(Hadis palsu, sebagaimana
keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:206–207, Ibnu Hajar dalam Tabyinul
‘Ujbi, Hal. 26, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 101, As Suyuthi
dalam Al Lali’ Al Mashnu’ah, 2:115)
Dikumpulkan oleh Ustadz Ammi
Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel
www.KonsultasiSyariah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar