Sabtu, 28 Februari 2015

Shalat Sunnah Rawatib


Ø  Definisinya

Ø  Hukumnya

Ø  Manfaatnya

Ø  Jumlah bilangannya, keutamaan dan masalah seputar shalat sunnah rawatib
  Shalat Sunnah Rawatib adalah shalat sunnah yang mengikuti shalat – shalat wajib

  Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan mengatakan: Shalat Sunnah Rawatib ini sangat ditekankan untuk dikerjakan ( Sunnah Muakkadah ), dan makruh meninggalkannya. Siapa yang meninggalkannya terus menerus, maka gugurlah adalahnya/predikat komitmen dalam agama menurut sebagian ulama. Karena perbuatan  meninggalkan shalat tersebut terus menerus merupakan tanda lemahnya ia dalam beragama

  Shalat Sunnah Rawatib ini bermanfaat untuk menambal kecacatan dan kekurangan pada shalat wajib.

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ : انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (HR. Abu Daud no. 864, At Tirmidzi 413, dan An Nasaa’I 465 dan di Shahihkan oleh Syaikh Al Albany dalam Shahih Sunan Tirmidzi ) 


  Jumlah Shalat Sunnah Rawatib ada 12 Rakaat. Yaitu empat rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya’ dan dua rakaat sebelum shubuh.

Syaikh Abdul Aziz Bin Baz berkata: Sunnah Rawatib itu ada 12 rakaat. Sebagian ulama berpendapat 10, namun terdapat dalil dari Rasulullah yang menunjukan bahwa sunnah tersebut 12 rakaat, dimana sunnah sebelum dhuhur berjumlah 4 rakaat ( dipisah dua salam ). Aisyah Radhiyallahu  anha berkata: Nabi Muhammad tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum dhuhur. Adapun riwayat dari Ibnu Umar menunjukan bahwa sunnah tersebut 10 rakaat, dimana sunnah sebelum dhuhur berjumlah 2 rakaat. Namun Aisyah dan Ummu Habibah menghafal bahwa sebelum dhuhur itu 4 rakaat. Dan terdapat kaidah “ Orang yang menghafal/mengetahui merupakan hujjah/dalil bagi yang tidak mengetahui “. Sehingga ditetapkanlah sunnah rawatib itu 12 rakaat: 4 sebelum dhuhur, 2 sesudahnya, 2 sesudah maghrib, 2 setelah isya’ dan 2 sebelum shubuh ( Majmuu’ul Fataawa Syaikh Ibnu Baz 11/281.

Bagi yang ingin melaksanakan shalat sunnah sebelum dhuhur 2 rakaat juga tidak apa – apa.

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad berkata:
Tidak diragukan bahwa melaksanakan yang lebih sempurna lebih utama ( 4 rakaat sebelum dhuhur ) lebih utama dilakukan, Namun bagi siapa yang melakukan 2 rakaat maka ini juga bagus dan tidak mengapa ( Syarah Sunan Abu Dawud )

Keutaman menjaga 12 shalat sunnah rawatib

  مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلَّا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“ Tidak ada seorang muslim pun yang shalat sunnah untuk Allah 12 rakaat setiap harinya kecuali Allah bangunkan rumah untuknya “ ( HR Muslim 728 )

Yang paling ditekankan untuk dilaksanakan dari shalat shalat sunnah rawatib tersebut adalah sunnah rawatib sebelum shubuh

" ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها". رواه مسلم
Dua rakaat sunnah sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan segala isinya ( HR Muslim )

لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم على شيء من النوافل أشد منه تعاهدا على ركعتي الفجر
Nabi tidak pernah menjaga shalat sunnat melebihi perhatian beliau terhadap dua rakaat sebelum Subuh [Muttaqa 'alaih]

Bacaan untuk sebagian shalat sunnah

ما أحصي ما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ في الركعتين بعد المغرب، وفي الركعتين قبل صلاة الفجر: بـ (قل يا أيها الكافرون) و (قل هو الله أحد
Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).(HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Disunnahkan menqodho shalat sunnah yang tertinggal sebagaimana perbuatan Rasulullah       

Referensi:
-          Al Mulakkhos Al Fiqhi Karya Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan
-          Al Fiqhul Muyassar Fii Dhouil Kitaabi Was Sunnah Karya Sekelompok Ulama Madinah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar