Pembaca yang dimuliakan Allah, Termasuk dari rahmat Allah
kepada para hamba adalah perintah menjalankan amalan – amalan sunnah disamping
amalan – amalan yang wajib. Dia menjadikan setiap amalan wajib mempunyai amalan
sunnah yang sejenis, Shalat wajib diiringi dengan shalat sunnah, Shadaqoh wajib
diiringi dengan shadaqoh sunnah demikian juga puasa. Hal ini berfungsi untuk
menambah keimanan dan menaikan derajat
seorang mukmin, dan juga berfungsi untuk menyempurnakan amalan wajib tersebut,
serta untuk menambal segala kekurangan dalam pelaksanaan amalan wajib itu nanti
dihari kiamat.
Rasulullah bersabda:
“ Sesungguhnya hal pertama yang dihisab dari seorang
hamba yang muslim adalah shalatnya, kalau dia menyempurnakan amal shalat itu,
kalau tidak maka dikatakan : Lihatlah, apakah ia memiliki amalan shalat sunnah ? Kalau ia memiliki amalan shalat sunnah maka shalat wajib itu disempurnakan
dengan shalat sunnahnya. Kemudian seluruh amalan – amalan wajib diperlakukan
seperti itu “ ( HR Abu Dawud no
684, An Nasa’i no 466,467 dan Ibnu Majah no 1425 di Hasankan Oleh Al Baghowi
dalam Syarhus Sunnah jilid 4 hal 159, di Shahihkan oleh Al Albany dalam Shahih Nasa’i no 451-453 ) ( Al Fiqhul
Muyassar hal 76 )
Puasa
Sunnah Pengiring Ramadhan.
Saudara pembaca, khusus terkait puasa Ramadhan, Allah juga mensyari’atkan puasa
yang mengiringinya, itulah puasa enam hari dibulan Syawal.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Ayyub Al Anshari
سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : من صام
رمضان, ثم أتبعه ستا من شوال , كان كصيام الدهر
“ Aku
mendengar Rasulullah bersabda : Siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian
menyertainya dengan enam hari dibulan Syawal, seakan – akan ia telah berpuasa
setahun penuh “ ( HR Muslim no 1164 )
Tentang sunnahnya
puasa enam hari dibulan syawal ini juga ditegaskan oleh banyak ulama’, seperti
Imam Syafi’I dan Imam Ahmad . ( Shahih Fiqih Sunnah jilid 2 hal 120 )
Keutamaan Puasa enam hari dibulan Syawal
Siapa yang
berpuasa Ramadhan lalu menyertainya dengan enam hari dibulan Syawal maka seakan – akan telah berpuasa setahun
penuh dan akan mendapatkan pahala setahun penuh.
Hal ini dikarenakan setiap satu kebaikan
dilipatgandakan sepuluh, maka satu bulan Ramadhan dilipatgandakan ) pahalanya ) menjadi sepuluh, dan
enam hari itu dilipatgandakan menjadi enam puluh hari atau dua bulan, sehingga
genaplah dua belas bulan atau satu tahun.
Sebagaimana ditunjukan oleh hadits Tsauban :
عن النبي صلى الله عليه و
سلم قال : من صام رمضان, فشهر بعشرة أشهر و صيام ستة أيام بعد الفطر, فذلك تمام
صيام السنة
Dari Nabi Beliau
bersabda : Siapa yang puasa Ramadhan, maka satu bulan itu dibalas sepuluh
bulan, dan puasa enam hari setelah idul fithri ( dibalas dua bulan ), maka yang
demikian itu sempurna satu tahun ( Shahih, HR Ahmad dan An Nasa’I ) ( Idem
)
Mendahulukan Qodho puasa atau puasa Syawal?
Imam Ibnu Rajab
Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa
Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih
akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu
lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
Syekh Muhammad
bin Shaleh Al-Utsaimin mengatakan, “Setiap orang perlu memerhatikan bahwa keutamaan
puasa Syawal ini tidak bisa diperoleh kecuali jika puasa Ramadan telah
dilaksanakan semuanya. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki tanggungan
qadha Ramadan, hendaknya dia bayar dulu qadha Ramadan-nya, baru kemudian
melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal (Fatawa Ibni Utsaimin, kitab
“Ad-Da’wah“, 1:52–53)
Apakah Puasa Syawal itu harus dilakukan secepatnya
setelah ‘idul fithri ataukah boleh diakhirkan ?
Lebih utama
dilaksanakan sehari setelah Idul Fithri, namun tidak mengapa jika diakhirkan
asalkan masih di bulan Syawal.
Syaikh Muhammad
bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha ( pakar fiqih ) berkata
bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1
Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.”
(Syarhul Mumti’, 6: 465).
Puasa Syawal lebih utama dilakukan secara berurutan, boleh
juga secara terpisah – pisah
Syaikh Ibnu
‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan
karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal
yang diperintahkan.” ( Idem )
Menggabungkan Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis
Diperbolehkan menggabung
niat puasa Syawal dengan puasa senin kamis, dan ia akan mendapatkan keutamaan
puasa syawal dan puasa senin kamis tersebut. Allahu a’lam (Fatwa Syaikh Abdurrahman As-Suhaim, anggota Lembaga Dakwah dan Bimbingan
Masyarakat di Riyadl Arab Saudi ).
Hukum Menggabungkan Niat Puasa Syawal dengan Qodho' Puasa
Menggabungkan
niat puasa Syawal dengan Qodho’ Puasa tidak diperbolehkan, Inilah yang
difatwakan oleh Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts wal Ifta’ ( Komisi Fatwa Arab Saudi ) sebagaimana dalam Soal
Ketiga dari Fatwa No. 6497
Dirangkum oleh :
Fadhel Ahmad
Rujukan :
- Shahih Fiqih
Sunnah
- Al Fiqhul
Muyassar
- dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar