Kamis, 27 September 2012

Mereka Menghina Manusia Pilihan Oleh: Ustadz Ja'far Shalih






Sungguh Allah telah menganugrahkan kepada ummat ini hidayah dengan diturunkan kepada mereka Al Qur’an. Sebuah kitab yang Allah jadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam segala situasi dan keadaan. Andaikan ummat ini konsisten dalam berpedoman kepadanya pastilah kebahagiaan dan kedamaian yang akan mereka raih bukan selainnya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. 17:9)
Akan tetapi jauhnya mereka (muslimin) dari petunjuk ini menjadikan mereka terjerumus ke dalam jerat-jerat syaithan yang membinasakan. Seperti peristiwa yang terjadi belum lama ini. Ummat Islam di banyak negara rama-ramai berdemonstrasi memprotes pembuatan film yang melecehkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga mengakibatkan jatuhnya banyak korban dan kerugian dari pihak kaum muslimin sendiri.

Sudah menjadi sunnatullah perseteruan antara kebenaran dan kebatilan, kekufuran dan keimanan. Allah berfirman, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. 6:112)
Begitu pula pelecehan, cercaan dan makian. Ini semua telah menimpa Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam semasa hidupnya. Berbagai macam tuduhan dusta dialamatkan oleh kelompok kafir Quraisy kepada sosok agung sang Nabi pilihan. Allah berfirman, “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan.” (QS. 15:97)
Mereka menuduh beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai ‘dukun’, ‘orang gila’, ‘penyair’. Mereka juga menuduhnya ‘penyihir’, ‘pendusta’. “dan mereka berkata:"Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?" (QS. 37:36)
“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata :"ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (QS. 38:4)
Bahkan cercaan, celaan, makian dan penghinaan orang-orang kafir seperti ini bukan hanya menimpa Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam seorang, para nabi dan rasul sebelum beliau tidak seorang pun selamat dari lisan mereka. Dan hal ini lahir dari akidah mereka yang kotor.
Allah berfirman, “Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong, maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (QS. 2:87)
Maka jangan Anda heran terhadap tingkah polah kaum yang segelap ini sejarah mereka.
Satu hal yang perlu diketahui, celaan, cercaan dan penghinaan kepada sosok yang mulia tidak akan menjadikan manusia-manusia rendahan itu terhormat dan sosok mulia, manusia pilihan, Muhammad bin Abdillah Sang Utusan Allah menjadi hina. Karena beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sosok paling mulia yang Allah Ta’aala sendiri puji dari atas langit yang tujuh dengan firman Nya, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas budipekerti yang agung.” (Qs. Qalam; 4)
Sa’d bin Hisyam mengisahkan, “Suatu hari aku mendatangi ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dan mengatakan; “Sampaikanlah padaku bagaimana akhlak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?” Maka ‘Aisyah berkata; “Akhlak beliau adalah Al Qur’an. Bukankah kamu membaca Al Qur’an?! “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas budipekerti yang agung.”
‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang paling beliau cintai bercerita. “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bukan orang yang kotor dan suka bicara kotor dan beliau bukan orang yang suka berteriak di pasar dan tidak membalas (kejahatan) dengan kejahatan akan tetapi beliau suka memaafkan dan melupakan.” HR. Tirmidzi dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani.
“Beliau tidak pernah memukul dengan tangannya suatu apa pun, kecuali kalau berjihad fi sabilillah. Dan beliau tidak memukul pelayan tidak pula perempuan. HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Selain itu Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu juga menceritakan. “Dahulu aku melayani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sepuluh tahun lamanya. (Selama itu) aku tidak pernah mendengar beliau mengatakan terhadap apa yang aku perbuat “kenapa kamu lakukan itu” (dan sebaliknya) terhadap apa yang tidak aku lakukan “kenapa kamu tidak kerjakan itu”. Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku tidak pernah menyentuh pakaian wol atau sutra atau apa pun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan (hidung)ku tidak pernah mencium wangi kesturi atau minyak wangi yang lebih harum dari keringat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. HR. Muslim
Nukilan-nukilan ini hanyalah sekelumit dari luasnya budipekerti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kami kutip sebagai contoh sekaligus penggugah bagi setiap muslim bahwa mempelajari sejarah beliau, mengikuti sunnah/ajarannya adalah merupakan pembelaan paling besar terhadap beliau dan memberikan efek positif kepada ummat sekaligus pukulan telak bagi semua musuh-musuh Islam dimana pun mereka berada.
Wallahua’lam.
Bekasi, 22 September 2012

Sumber:  http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?no=355

Diperbolehkan mengkopi artikel dengan menyertakan sumbernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar