Jumat, 27 Juli 2012

Tuntunan Ringkas Shalat Witir Oleh: Fadhel Ahmad


Tuntunan Ringkas Shalat Witir
Oleh: Fadhel Ahmad
 Shalat witir hukumnya sunnah muakkadah menurut pendapat terkuat dari dua pendapat ulama. Adapun waktu pelaksanaan shalat witir adalah setelah shalat isya’ sampai terbit fajar kedua ( waktu shubuh ) berdasarkan kesepakatan ulama. Kemudian mereka berselisih terkait boleh tidaknya shalat witir setelah fajar ( shubuh ), dan Allahu a’lam pendapat yang kuat shalat witir tidak boleh dilakukan setelah shubuh. Pendapat ini di pilih oleh Imam Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan keduanya sahabat Imam Abu Hanifah, Imam Sufyan Ats Tsauri, Ishaq, Atho, Nakho’i dll
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad
“ Shalatlah antara Isya’ dan Terbitnya fajar ( Shubuh ) “ ( Shahih, Lihat Al-Irwa’ 423 Karya Al-Albany)
Demikian juga pada sabda beliau yang lain: “ Siapa yang kedapatan Shubuh sementara belum shalat witir maka tidak ada witir baginya ” ( HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi )
Akan tetapi siapa yang belum melakukan witir dia boleh melakukannya setelah shubuh sebagai Qodho bukan Adaa’ Sebagaimana keterangan Imam Ibnu Rusyd
Asalnya shalat ini lebih utama dilakukan di sepertiga malam terakhir, hanya saja siapa yang di rasa tidak mampu bangun pada sepertiga malam terakhir maka hendaknya dia shalat sebelum tidur sebagaimana di terangkan dalam hadits Nabi.

Dibolehkan melakukan Shalat malam lagi setelah Witir
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari ummi salamah bahwa:
كان يركع ركعتين بعد الوتر وهو جالس ( إسناده لين رواه الترمذي وابن ماجه وله شاهد في الصحيح )
“ Nabi Muhammad shalat dua rakaat setelah witir ”
Akan tetapi tidak boleh sseorang yang shalat malam lagi setelah witir untuk melakukan witir lagi
Nabi Bersabda:
لا وترران في ليلة
 “ Tidak ada dua witir dalam satu malam “ ( Hadits Hasan Riwayat Imam Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i dll ) 
Bilangan Shalat Witir
Seseorang diperbolehkan melakukan witir dengan satu rakaat, tiga, lima, tujuh, atau sembilan
1.      Shalat witir satu rakaat ini diperbolehkan oleh mayoritas ulama karena dengan satu rakaat ini saja sudah dikatakan witir
الوتر ركعة من آخر الليل
“ Witir itu boleh dilakukan satu rakaat di akhir malam “ ( HR Muslim )
2.      Witir dengan tiga rakaat boleh dengan dua cara
ü  Shalat dua rakaat dan salam, lalu shalat untuk rakaat ketiga satu rakaat
ü  Shalat tiga rakaat sekaligus dengan sekali salam
Perhatian: Apabila seseorang melakukan witir dengan tiga rakaat maka disunnahkan untuk membaca Surat Al-A’la pada rakaat pertama, Surat Al Kafiruun pada rakaat kedua dan Surat Al-Ikhlas pada rakaat ke tiga Sebagaimana dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah
3.      Witir dengan lima rakaat
Bagi yang Shalat witir lima rakaat maka dia disunnahkan untuk tidak duduk untuk tasyahud kecualai pada rakaat ke lima ( HR Muslim )
4.      Witir dengan tujuh  atau sembilan rakaat
Disunnahkan bagi yang witir dengan tujuh atau sembilan rakaat untuk tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat sebelum terakhir ( dan dia belum salam ) lalu bangun lagi melakukan rakaat terakhir lalu salam ( HR Muslim )
Peringatan: Yang rajih/kuat tidak disyaratkan bagi yang hendak witir untuk melakukan shalat malam dahulu sebagimana ini pendapat Ulama-ulama madzhab Syafi’I dan Hanbali
Qunut Witir
Disunnahkan bagi yang melakukan Shalat witir untuk melakukan doa qunut, dan ini lebih utama di lakukan sebelum rukuk setelah membaca surat. Doa qunut witir ini sendiri yang sunnah dilakukan kadang-kadang bukan terus-menerus atau sering-sering dan juga qunut witir ini tidak khusus dilakukan di bulan ramadhan. Inilah ringkasan tentang qunut witir dan disana ada pembicaraan panjang dikalangan para ulama tentang hal ini, akan tetapi apa yang kami simpulkan Insya Allah merupakan kesimpulan yang bagus.
Doa Qunut witir
Dari Hasan bin Ali dia mengatakan: Rasulullah mengajari aku kalimat-kalimat yang aku baca pada qunut witir
 الَلَّهُمَّ اهْدِناَ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِناَ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّناَ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَباَرِكْ لَناَ فِيْماَ أَعْطَيْتَ، وَقِناَ شَرَّ ماَ قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّناَ وَتَعَالَيْتَ، لاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ
“Ya Allah berilah hidayah kepadaku sebagaimana orang yang Kau beri hidayah, berilah afiat (keselamatan dan kesehatan) kepadaku sebagaimana orang yang kau beri afiat, berilah pertolongan kepadaku sebagaimana orang yang Engkau beri pertolongan, berilah keberkahan padaku pada pemberianMu, lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau penentu hukum (syar’i dan qodari) dan tidak ada yang menentukan hukum terhadapMu, dan sesungguhnya tidak akan mendapat kehinaan orang yang Engkau lindungi, dan tidak akan mulya orang yang Engkau musuhi. Maha Banyak Keberkahan (Engkau) Wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau” (H.R Abu Dawud).
Tashbih dan Do’a Setelah witir
Setelah selesai Shalat witir disunnahkan membaca tashbih sebagaimana dalam hadits Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya.
سبحان الملك القدوس
Doa ini di baca tiga kali sendiri-sendiri bukan dengan berjama’ah atau bersama-sama, hal ini karena membaca secara bersama-sama tidak ada dalilnya
Sumber:
Shahih Fikih Sunnah Syaikh Abu Malik Kamal
www.muslim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar